Blogroll

Tiada balasan yang lebih baik keculai bisa diizinkan untuk menatap Dzat Nya

Sabtu, 21 Januari 2012

Apa yang Ibu Sedang Fikirkan (part 2)

tanpa lelah
kala mualinya ayam mengebatkan sayapnya untuk berkokok di pagi hari, suasana sangat dingin dan pada musim hujan dengan ditandainya turunnya rahmat Allah rintik rintik yang membasahi tanah. saat itu aku belum sampai rumah, perjalananku masih jauh dari kediaman orang tuaku itu. barulah satu jam kemudian aku sudah mendekati rumah yang sangat aku rindukan suasananya, menenagkan (saat sama mamak) dsn menyenangkan. tapi ternyata tibanya aku dirumah, tak kudapati sambutan mamak dan bapak.
"mungkin sudah berangkat ke pasar" batinku, sebenarnya sangat pengen banget pertama kali datang dirumah ketemu langsung dengan beliau. yah, tapi apa boleh buat, waktu tidak bisa diundur dan akhirnya aku vuma bisa pasrah dirumah dengan ruangan yang sunyi.


Ketemu dengan mamak
setelah lama menunggu
dan sedikit kecemasan dalam penantian itu, akhirnya beliau datang dari pasar yang jaraknya kira2 lebih dari 50 km dari rumah. bawaannya berat dan kelihatan dari soraot mata beliau yang kecapek'an tapi tetap menyisihkan senyuman untuk menyambutku dirumah.
"assalamu'alaykm" sambutku..
"wa'alaykumussalam, owalah, koe to le. kapan tekomu?"
"wau enjing jam 6 mak"
"ow, mau aku budal nang pasar bar suboh pas" sambil meletakkan barang2 bawaannya yang berat,
"niku nopo mak, teng karong"
"o kae lo, kambel lek tas tuku neng pasar mau"
"ajenge disade to mak, kok katah?"
"iyo, lek ora payu yo digawe dewe, bapakmu yo butoh sayor"
"hehehe"................ diskusi itu terus berlanjut hingga datangnya waktu asar,,
kulihat gerak gerik mamak yang selaluberkutat di area kerjanya, yaitu dekat dengan mesin jahit. mamak yang ber profesi sebagai penjual jasa permak kain. kerjanya beliau di pasar dekat pantai itu. setiap kali pulang ari pasar, biasanya mamak membawa barang titipan kain untuk dipermak. walo barang titipan permak dari pasar pada hari itu cuma 1, tapi mamak kelihatan sanagt sibuk dengan jahitannya itu. sesekali gunting yang dipakek, sesekali benang yang dipegang, trus kadangkala jarum yang digelutinya. mamak terus seperti itu, sampai bertahan 3 jam-an mungkin. bukan waktu yang singkat dengan pekerjaan itu. entah, beliau tadi sudah makan atau belum, tapi yang jelas, setelah pulang dari pasar, beliau langsung duduk di tempat rutualnya (mesin jahit).

Dahulu dan sekarang sudah beda
waktu asar lewat, waktu menjelang maghrib juga lewat, sesekali mamak beristirahat di waktu2 solat itu. biasanya, tahun lalu sehabis solat maghrib, kami sering makan bareng satu keluarga, duduk bersama lengkap satu keluarga dimeja makan, yah walau makan seadanya (ada lauk, ada nasi, ada sayur, ada jamuan minumnya hehehe). namun suasana itu sekarang sudah tidak terulang lagi, hanya bapak dan mamak aja yang bisa sering2 bareng makannya, karena kakak-kakakku sudah memiliki keluarga. saat itu hanya kami ber tiga yang makan bersama, walopun cuma bertiga, suasana hangat itu tidak jarang datang menghampiri, perbincangan-perbincangan hangat pun masih tetap tercipta dimeja itu. senang rasanaya, apa lagi ketika lauk sudah mulai habis dan nasi kami yang ada dipiring masih banyak, maka itsar pun bisa saja muncul, tapi biasanaya aku yang selalu dimanjakan. kalo bapak cara bersikap itsarnya unik, beliau membiarkan lauk tetap ada di piring dan beliau terus mengambil sayuran (padahal lauk yang ada di piring bapak sudah habis), uniknya bapak selalu mengambil sayur itu. ketika coma tak tawarkan lauk ke beliau,
"tu lo pak ada lauk" kataku (setelah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia)
"halah, kalo aku itu lebih enak makan sayur2an, bikin badan tambah seger"
emm.... itu alasan bapak aja sih, soalnya, kalo ada makanan, bapak suka semuanya jarang sekali beliau nolak makanan, kecuali jeruk kecut. behhhh, paling gak suka beliau. kalo mamak beda lagi, saat ada lauk di piring yang sisa sedikit, beliau mengambil lauk itu dan menyisihkannya untukku, ditaruhnya lauk itu kedalam piringku. hadih, aku mau gimana lagi, mosok ya tak tolak, takutnya tersinggung mamak kalo tak tolak lauk pemberiannya.


Nonton TV
ritual selanjutnya setelah makan adalh nonton tv sampai adzan isyak dikumandangkan, tapi pada saat itu, suasana sudah berubah lagi, dulunya sinetron adalah menu utama setip harinya mamak, namun hari itu sudah tidak lagi. entah kapan mulai budaya barunya mamak itu,
"alhamdulillah....
hah?
subhanallah..." bainku. kaget rasanya melihat mamak lagi duduk di tempat kerjanya, pada hal hari ini adalah jadwal sinetron masih rutin. beliau meninggalkan TV nya dan sinetron nya, bliau memilih untuk melanjutkan permaknya. saat adzan isyak dikumandangkan, aku berharap mamak berhenti dahulu dan nantinya setelah solat isyak beliau beristirahat dahulu
 
Kerja lembur
tidak yang seperti aku bayangkan, sehabisnya solat isyak, bukannya bantal dan kasur yang ibu sentuh, melainkan kain dan benag lah yang beliau raih. gunting sedikit demi sedikit, menjait sedikit lagi dan terus. sampai sampai aku gakl tega melihatnya. pengenb membantu, tapi mau bantu apa, mesin jahitnya cuma satu. kalo gak bantu ya tambah jadi gak enak. kala itu aku kehabisan cara untuk membantu beliau, jalan yang aku tempuh kala itu ya satu satunya adlaah nuli2 sesuatu, aku pindah dari hadapan mamak dan mulai nulis2, ehh, tapi ternyata, siuut, siuut aku jadi ngantuk, sekitar jam 10 malam mungkin, posisi mamak tu masih tetap,,
wah, malamnya dini hari aku dibangunkan bapak, jam 3 pagi. yah, disuruh ambil air wudu gitu.., malas2an masihan hehe,,, dikala masih lemas2 menuju kebelakang, eh aku masi melihat mamak mengotak-atik kainnya, sibhanallah, jadi gak ngantuk lagi aku. langsung habis itu aku bergegas ngambil air wudu, ganti baju dan langsung solat malam. di rekaat ku yang ke 3, tiba2 mamak juga ikut dibelakang, astaghfirullah, subhanallah.... bliau masih kuat, padahal belum tidur sama sekali. keadaan seperti ini sampai pada solat subuh. yang kami semua anggota keluarga pada bangun dan solat subuh.
yang membuatku tambah tercengang adalah, setelah solat subuh, mamak dan bapak langsung pergi ke pasar (padahal mamak kayaknya lum tidur sama sekali).

sanagt berat perjuangan beliau, mencoba meraba-raba, mngkin itu adalah kerjakeras beliau untuk biaya sekolahku dan makan keluarga...

semoga Allah selalu melindungi beliau dari mara bahaya dan semoga Allah menggolongkan beliau kedalam daftar manusia yang mati dijalan Allah

wallahu a'lam,

1 komentar: